Pages

12.09.2010

KASUS AIDS DIDOMINASI USIA PRODUKTIF

Sampai dengan 30 September 2010, secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak  22.726 kasus tersebar di 32 provinsi. Kasus tertinggi didominasi usia produktif yaitu usia 20-29 tahun (47,8%), diikuti kelompok umur 30-39 tahun (30,9%), dan kelompok umur 40-49 (9,1%). Dari jumlah iu, 4.250 kasus atau 18,7% diantaranya meninggal dunia. Sementara kasus terbanyak dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta, diikuti Jawa Barat, Jawa Timur, Papua, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Riau.
Cara penularan terbanyak adalah melalui hubungan heteroseksual (51,3%), Injection Drug User atau pengguna Narkoba suntik/Penasun (39,6%), Lelaki Seks Lelaki (3,1%), dan perinatal atau dari ibu pengidap kepada bayinya (2,6%).

Penambahan kasus AIDS pada periode triwulan ketiga (Juli-September) tahun 2010 sebanyak 956 kasus yang dilaporkan dari 48 kabupaten/kota di 13 Provinsi (NAD, Bengkulu, Kepri, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Papua).

Hal itu disampaikan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditma, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI tentang situasi perkembangan HIV&AIDS di Indonesia triwulan ketiga sampai dengan 30 September  2010.

Menurut Dirjen P2PL, rate kumulatif kasus AIDS Nasional sampai dengan 30 September 2010 adalah  9,85 per 100.000 penduduk (berdasarkan data BPS 2009, jumlah penduduk Indonesia 230.632.700 jiwa). Rate kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi Papua (14,2 kali angka nasional), Bali (5,0 kali angka nasional), DKI Jakarta (3,4 kali angka nasional), Kalimantan Barat (2,4 kali angka nasional), Kep. Riau (2,5 kali angka nasional), Maluku (1,5 kali angka nasional), DI Yogyakarta (1,4 kali angka nasional), Bangka Belitung (1,2 kali angka nasional), Papua Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Barat (1,0 kali angka nasional).

Proporsi infeksi oportunistik yang terbanyak adalah TBC (11.513 kasus), diare kronis (6.567 kasus), Kandidiasis oro-faringenal (6.605 kasus), Dermatitis generalisata (1.676 kasus), dan Limfadenopati generalisata persisten (778 kasus).

Untuk kasus HIV positif kumulatif sampai dengan 30 September 2010 sebanyak 50.352 dengan positive rate rata-rata 10,8%. Sedangkan jumlah kasus baru pada triwulan ketiga 2010 sebanyak 4.173 kasus. Daerah yang paling banyak terjadi kasus HIV positif adalah DKI Jakarta (12.814), Jawa Timur (6.430), Jawa Barat (4.001), Sumatera Utara (3.573), dan Kalimantan Barat (2.536).

Ditambahkan Dirjen P2PL, HIV/AIDS sampai saat ini belum ada obat yang ampuh dan vaksin  untuk mcegahnya. Satu-satunya obat yang ada adalah (ARV=Anti Retroviral Virus) berfungsi  untuk menekan perkembangan virus.

Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkes adalah perawatan penderita HIV sejak tahun 2005. Jumlah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) sampai 30 September 2010 sebanyak 18.982 orang yang masih menerima ARV (60,3% dari yang pernah menerima ARV). Jumlah ODHA yang masih dalam pengobatan ARV tertinggi berasal dari DKI Jakarta (6.946), Jawa Barat (1.418), Jawa Timur (1.138), Bali (835), Papua (724), Jawa Tengah (562), Sumatera Utara (543), Kalimantan Barat (380), Kepulauan Riau (420), dan Sulawesi Selatan (347). Kematian ODHA menurun dari 46% pada tahun 2006 menjadi 18% pada tahun 2009.

Dalam rangka memperingati HAS 2010 dengan tema “ Akses Universal dan Hak Azasi Manusia, Kementerian Kesehatan RI telah melakukan serangkaian kegiatan. Pada bulan Juli sampai November melakukan sosialisasi HIV dan AIDS melalui kesenian tradisional dan distribusi materi KIE (komunikasi, informasi dan edukasi).

Juli 2010 melakukan pelatihan konselor Adiksi bagi petugas kesehatan, Agustus 2010 pelatihan konseling-testing HIV, laboratorium & RR VCT dan pertemuan laporan analisis kohort pengobatan ARV. Agustus-September 2010 permodelan matematika HIV di Indonesia.

Pada Agustus-November 2010 melaksanakan surveilans terpadu biologis dan perilaku 2010. September –November 2010 pelatihan untuk pelatih (TOT) penatalaksanaan infeksi menular seksual dan kongres nasional ikatan praktisi intervensi perubahan perilaku.

Oktober 2010 pelatihan penatalaksanaan infkesi menular seksual, pelatihan PMTCT, pelatihan PITC, pelatihan metadon bagi petugas kesehatan, dan pelatihan konseling adiksi bagi layanan rumatan. November 2010 pelaksanaan monitoring survey HIV drug resistance dan threshold survey HIV drug resistance. Juli-Desember 2010 pelaksanaan early warning indicators HIV drug resistance.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-500567, 30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it , info@depkes.go.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it , kontak@depkes.go.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar